Jumat, 19 Agustus 2022

Tak Sekadar Membayar Janji, JakHabibat juga Bukan Hunian Kaleng-Kaleng

 


Hari Kemerdekaan, 17 Agustus, berarti sesungguhnya adalah anugerah bagi warga DKI Jakarta. Jika tahun sebelumnya, warga Kampung Akuarium di Jakarta Utara yang beroleh kembali rumah mereka yang telah tergusur sebelumnya, di hari kemerdekaan ini lebih banyak lagi warga DKI Jakarta yang bisa menempati hunian yang benar-benar layak.

Sehari setelah peringatan kemerdekaan RI yang ke 77, di Rusunawa Penjaringan, Jakarta Utara. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan 33 Tower rusunawa atau rumah susun sederhana sewa. Sebanyak 7.321 unit hunian dibangun di selusin lokasi di Jakarta – yang sekaligus merupakan rekor  dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 

Anugerah, memang begitu adanya. Sebab, rusunawa ini diperuntukkan bagi warga DKI Jakarta yang memiliki penghasilan di bawah upah minimum pokok (UMP) yang berlaku di kota ini. Asalkan memiliki kartu tanda penduduk elektronik provinsi DKI Jakarta, mereka pun berhak mendapatkan rumah ini dengan sistem sewa.

Untuk biaya sewa, tentu saja murah. Di luar pemakaian listrik dan air, mereka hanya dikenakan biaya Rp 765.000 per bulan. Lebih murah lagi, bagi warga yang terdampak penataan kota atau bencana hanya membayar Rp 505.000. Namun, untuk saat itu, biaya sewa itu adalah nol. Sebab, dengan Pergub 61 adanya pandemi Covid-19, mereka diberikan keringanan 100 persen.

Sekali lagi, jelas ini adalah anugerah terindah di Hari Kemerdekaan negeri ini.

Tidak hanya sewa yang murah, bahkan kini masih gratis, kompleks rusunawa ini dibangun sebagai fasilitas yang terintegrasi dengan fasilitas penunjang lain. Seperti, aksebilitas kepada transportasi umum, aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, serta fasilitas untuk kegiatan usaha.

Maaf, jadi hunian ini bukan kaleng-kaleng. Rusunawa ini bukanlah sekadar bangunan melainkan juga disesuaikan dengan konsep hunian di kota maju, yaitu ada transportasi umum, ada akses untuk usaha. Lainnya, juga komplet. Mereka para penghuni diberi kemudahan untuk menata pendidikan dengan baik.

Di masing-masing tower atau menara yang terdiri dari ratusan rumah tersedia akses berupa tempat pendidikan, perbankan, dan juga untuk melakukan kegiatan olahraga demi kebugaran tubuh. Hunian ini dirancang untuk membuat hidup sebagai satu komunitas, bukan sekadar satu individu per unit.

Untuk mendapatkan hunian itu pun dipermudah. Layaknya orang berduit di kota ini, yang datang ke  kantor pemasaran apartemen pun begitu cara untuk mencari hunian yang diinginkan demikian juga dengan konsep JakHabitat ini.

Datang saja ke Galeri Huni di Taman Martha Tiahahu, Jakarta Selatan, yang merupakan pusat integrasi pemasaran aset/properti JakHabitat. Semua ada di sana, seperti hunian DP nol rupiah, Hunian Terjangkau TOD (Kawasan Berorientasi Transit), Rusunawa, dan Permukiman lainnya.

Galeri Huni ini juga dilengkapi dengan Peta Integrasi agar masyarakat Jakarta dapat mengakses informasi detail mengenai ragam hunian terjangkau yang bisa dibeli atau disewa fasilitas di dalamnya, sekaligus dapat mengakses kontak sales marketing, hingga aplikasi pendaftarannya secara langsung.

Selain itu, pelayanan hunian turut dilakukan secara transparan, mudah dan cepat melalui sistem pendaftaran secara online dengan aplikasi Sistem Perumahan dan Pemukiman (Sirukim) yang  merupakan bentuk modernisasi manajemen pengelolaan rusunawa yang lebih responsif. Proses pendaftaran melalui Sirukim lebih singkat, yakni 17 hari dari yang sebelumnya 70 hari.

Gubernur Anies menyebut pembangunan rusunawa ini merupakan wujud komitmen sekaligus janji Pemprov DKI untuk memberikan hunian yang layak bagi warganya. Masyarakat dengan penghasilan rendah bisa mendapat kesempatan tinggal di hunian yang layak dan lebih sejahtera.

Hunian yang benar-benar layak. Setiap unitnya, 36 meter persegi, memiliki dua ruang keluarga, dua unit kamar tidur, dapur, kamar mandi, ruang komunal atau ruang bersama di setiap lantai sebagai tempat interaksi warga penghuni lengkap dengan fasilitas lift. Juga tersedia unit khusus bagi difabel.

Tidak berhenti di situ. Penghuni rusunawa juga ditingkatkan sosial ekonominya melalui pelatihan keterampilan melalui SKPD atau OKPD ataupun mitra lainnya yang menghasilkan industri kreatif di antaranya kuliner, batik, produk olahan, produk kreatif lainnya.

Para pelaku usaha UMKM juga bekerja sama dengan darma wanita persatuan DPKP dalam rangka memasarkan produk kreatif untuk dimaksudkan sebagai upaya menghidupkan ekonomi penghuni agar pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

Pembangunan rusunawa ini, sambung Anies, adalah bentuk hadirnya negara untuk menjamin kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk bisa mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan di perkotaan lewat hunian yang berkualitas.

Selanjutnya seperti yang disampaikan Gubernur Anies, yang kemudian harus dilakukan adalah membangun persaudaraan di antara penghuninya dalam membangunan suasana yang damai, tenang, dan sejuk.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wali Kota Resmikan Penggunaan Pintu Air Phb Pondok Bambu

  Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, menghadiri temu warga RW 011 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Minggu (12/2/2...