Senin, 26 September 2022

Dugaan Mafia Perdagangan Orang Terkait Konsorsium 303, Aleg PKS Minta Kejelasan Pemerintah

 


Jakarta (26/09) — Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Alifudin, meminta kepada pemerintah khususnya BP2MI dan Institusi Polri untuk menindak tegas dugaan Sindikat Mafia Perdagangan Orang yang berkaitan dengan Konsorsium 303, serta menjawab secara detail dugaan tersebut. 

“Saya harap, dengan adanya info dugaan perdagangan orang yang berkaitan konsorsium 303, BP2MI harus bertindak, untuk memberikan bukti Konkrit bahwa tagline #SikatSindikat bukan hanya gimmick dan pencitraan saja” Ucap Alifudin dalam memberikan keterangan, Senin (26/09). 

Alifudin juga menambahkan bahwa, jika BP2MI dalam melakukan masih terbatas, maka aturan apa yang harus dibuat serta hal-hal apa yang memang harus dilakukan DPR RI agar BP2MI ini bisa kuat power dan wewenangnya. 

“Kalau memang dampak dari anggaran kecil untuk BP2MI yang membuat gerakannya terbatas, maka kita harus bersama menyepakati untuk menaikan anggaran yang dialokasikan kepada BP2MI” Tutur Alifudin. 

Selain itu, Alifudin juga mengingatkan kepada kepolisian bahwa kejelasan informasi mengenai konsorsium 303 yang diduga berkaitan dengan perdagangan orang harus dijelaslan secara detail. 

“Jadi, bukan karena fokus ke satu masalah pembunuhannya saja, akhirnya, dugaan-dugaan yang lain terabaikan, jangan anggap sepele juga perdagangan orang, yang sudah ratusan orang menjadi korban” Tegas Alifudin 

Maka, Alifudin meminta kepada BP2MI dan Polri serta institusi yang berkaitan dengan kasus ini, harus menindak tegas siapa oknum atau para mafia yang bermain. Jika dugaan ini tidak benar, maka tetap saja yang namanya perdagaan orang tidak boleh terjadi apapun alasannya. 

Sebelumnya, Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah menyatakan warga Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang di Kamboja diduga ada yang terhubung dengan Konsorsium 303 Ferdy Sambo. Konsorsium tersebut menjadi sorotan setelah kasus pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat terkuak.  

“Apakah mereka ada yang menjadi korban konsorsium 303 atau tidak, dugaannya ada. Jaringannya terhubung, termasuk konsorsium 303 yang ramai itu,” kata Anis dalam diskusi Darurat Perdagangan Orang di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, pada Rabu, 21 September lalu. 

Khusus judi online, kata Anis, orang-orang Indonesia menjadi sasaran utama para sindikat itu karena pasar judi online tersebut masyarakat di Tanah Air.

“Bos yang punya banyak uang itu terhubung dengan kekuasaan, militer, sindikat internasional,” ucapnya. 

Sedangkan pada 2021, terdapat 119 warga Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang di Kamboja. Anis mengatakan dari jumlah kasus pada tahun lalu itu tak ada yang ditangani oleh kepolisian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wali Kota Resmikan Penggunaan Pintu Air Phb Pondok Bambu

  Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, menghadiri temu warga RW 011 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Minggu (12/2/2...