JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, pengetatan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) di DKI Jakarta terbukti dapat menekan laju penularan Covid-19 di Ibu Kota.
Berdasarkan data Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, saat ini kondisi penularan Covid-19 di DKI Jakarta mulai stagnan.
"Pengetatan PSBB yang sempat ditentang terbukti dapat menekan laju penularan. Kelihatan kondisi di Jakarta mulai stagnan, sedangkan nasional meningkat," ujar Pandu ketika dihubungi Kompas.com, Senin (28/9/2020).
"Ada pelandaian penambahan kasus harian sejak pengetatan PSBB dan nilai reproduksi (Rt) Covid-19 pada awal September," kata Pandu Riono.
Adapun nilai Rt DKI Jakarta sebelumnya adalah 1,14. Saat ini Rt berkurang hingga menjadi 1,10.
Idealnya, menurut Pandu, penularan harus terus ditekan hingga Rt di bawah 1,00.
Sehingga, menurut Pandu, pengetatan PSBB perlu diperpanjang hingga laju penularan Covid-19 di DKI Jakarta benar-benar menurun.
"Perlu dilanjutkan agar penurunan signifikan. Jangan diperlonggar terlalu cepat per bulan Juni 2020 atas nama ekonomi," tutur Pandu.
Bila pandemi tak teratasi, ekonomi juga tidak bisa pulih," kata dia.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan memperpanjang pengetatan PSBB selama dua pekan, terhitung mulai 28 September hingga 11 Oktober 2020.
PSBB awalnya diberlakukan selama dua pekan mulai 14 hingga 27 September 2020.
Akan tetapi, PSBB kembali diperpanjang karena angka kasus positif Covid-19 berpotensi meningkat kembali jika PSBB dilonggarkan.
Selama PSBB, Anies berharap warga Ibu Kota beraktivitas di rumah serta membatasi kegiatan yang mengundang kerumunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar