Jakarta - Memperingati hari bebas kendaraan dunia yang bertepatan pada hari selasa (22/9/2020), Anggota DPRD DKI Jakarta, H. Muhayar RM meminta Pemprov DKI Jakarta selalu memantau dan terus berupaya memperbaiki kualitas udara di DKI Jakarta. Pasalnya kualitas udara yang baik menjadi salah satu faktor penunjang kesehatan masyarakat. Saat ini kualitas udara perkotaan menjadi isu yang tergencarkan diberbagai kalangan, tidak sedikit fakta yang menyebutkan bahwa udara yang tercemar dapat membunuh banyak orang daripada penyakit berbahaya seperti malaria atau TBC.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memulai bergerak dalam menangani permasalahan polusi udara ini. Salah satunya ialah ajakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Sebagai alternatifnya, Pemprov membuat kebijakan dengan membuat trotoar di berbagai jalan, penyediaan jalur sepeda yang massive, kebijakan ganjil-genap, perbaikan kualitas pelayanan angkutan umum masal, dan pengadaan transportasi umum berbasis listrik.
Muhayar menyebutkan, langkah yang dilakukan pemprov DKI Jakarta sudah sangat massive dalam upaya perbaikan kualitas udara, hanya perlu penegasan dalam implementasi kebijakan yang dikeluarkan.
“ kita perlu dukung langkah pemprov dan mengajak masyarakat mulai terbiasa mengurangi atau beralih dari kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi massal. Atau setidaknya tiap individu menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, dan meminimalisar mobilitas dengan kendaraan pribadi.” Ujar muhayar yang menjabat sebagai ketua kaukus Lingkungan hidup pada tahun 2009.
Namun hadirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali, membuat kebijakan pemprov menghapus ganjil-genap yang ada di semua jalan. Secara kasat mata, tentu ini kontra produktif dengan upaya pengurangan polusi udara. Namun, Tren positif ditunjukan DKI Jakarta di hari bebas kendaraan internasional ini. Seperti halnya yang tertera di lokadata.id pada tanggal 21 September 2020 bahwa Air Quality Index (AQI) Kota Jakarta sebesar 110. Jika dibandingkan dengan kota kota yang ada didunia, ini bukan menjadi angka yang menggembirakan. Index ini menunjukan bahwa Jakarta termasuk 7 besar kota didunia dengan kualitas udara yang buruk. Namun jika dibandingkan dengan Air Quality Index Jakarta pada tanggal 15 September 2020 (diawal PSBB September), kualitas udara kota Jakarta mengalami perbaikan. Pada tanggal tersebut, AQI Kota Jakarta sebesar 153. Hal ini disinyalir mobilitas warga Jakarta mulai berkurang, karena pembatasan ketat jumlah orang yang berada di perkantoran.
Muhayar mengakhiri perbincangan dengan mengajak masyarakat mengingat selalu pentingnya kualitas udara yang baik di Jakarta. Dikarenakan dampak kualitas udara ini bisa menjadi bom waktu jika tidak segera diambil langkah yang massive dan berkelanjutan.
“ Di momen hari bebas kendaraan International ini, kita diingatkan bahwa penting bagi pemerintah untuk terus menjaga kualitas udara Ibu Kota negara ini demi kebaikan kita Bersama dan penerus generasi kita selanjutnya”, tutup Muhayar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar